Posted by Donal Bebek Nda on 7:58 PM
JAKARTA - Mantan Wakil Ketua DPR Anis Matta
mengatakan jalur hukum dan diplomasi merupakan penyelesaian yang paling
baik dalam menyikapi konflik RI-Malaysia.
"Kita harus tetap
dahulukan penyelesaian diplomasi dan hukum terhadap masalah ini. Semua
pihak tidak perlu bersikap terlalu emosional, karena
pelanggaran-pelanggaran jenis ini terjadi bukan hanya dengan Malaysia,"
katanya di DPR, Jakarta, Kamis (26/8/2010).
Sebab, kata Anis,
Indonesia juga berhadapan dengan persoalan perbatasan dengan Filipina,
Australia, juga Timor Leste. "Kalau tren hubungan kita dengan tetangga
terus menerus memburuk, ini juga akan membuat Indonesia tidak bagus
citranya di dunia internasional," jelas politisi dari PKS ini.
Anis
mengungkapkan harus menghitung keseluruhan dampanya. "Dalam risiko
paling buruk misalnya memutuskan hubungan. Menurut saya harus dihitung
oleh pemerintahh bahwa ini juga bisa jadi boomerang. Banyak langkah yang
bisa diambil Malaysia yang belum tentu bisa kita atasi di dalam
negeri," paparnya.
Misalnya, sambung dia, mengambil pemulangan
tenaga kerja. "Kita ikuti saja dulu. Tapi kita juga tidak perlu bereaksi
secara belebihan. Jangan keluar dari pola penyelesaian hukum dan
diplomasi," katanya mengingatkan.
Potensi masalah sejenis, kata
dia, terulang dengan negara tetangga lainnya. Jadi tidak dapat memandang
masalah ini hanya sebagai masalah Malaysia. "Kan nelayan-nelayan kita
yang ditangkap di Australia juga banyak. Artinya, pelanggaran perbatasan
itu paling rentan. Dan masalah perbatasan laut ini akan terulang,"
imbuhnya.
Menurut Anis, justru yang harus ditemukan adalah pola
penyelesaian bersama dalam kasus-kasus sejenis. "Nanti kita juga akan
punya masalah dengan Singapura, Filipina. Kalau setiap masalah kita
hadapi secara emosional, maka potensi kita bermasalah dengan semua
negara tetangga itu ada," ujarnya.(ram)
0 komentar:
Post a Comment