Gedung Putih telah memberi dukungan diam-diam
terhadap operasi militer Israel di jalur Gaza, langkah yang bisa membuat
upaya
perdamaian yang akan dibuat presiden terpilih
Barack Obama menjadi rumit.
GE-KA, "Amerika Serikat bisa mengerti
Israel perlu mengambil tindakan untuk membela diri," ujar juru bicara
Gedung Putih Gordon Johndroe.
"Untuk menghentikan kekerasan, Hamas
harus menghentikan tembakan roket ke wilayah Israel dan menyetujui
gencatan senjata abadi
dan bisa dipertahankan."
Ini adalah pandangan yang sama yang
diambil oleh pemerintahan Bush saat perang antara Israel dan Hezbollah
Lebanon tahun 2006
- meminta gencatan senjata dan perdamaian abadi, bukan
menekan Israel menghentikan segera operasi militer yang menewaskan
warga sipil.
Para pengamat memang tidak
memperkirakan perubahan pandangan ini - atau dukungan pemerintah Bush
terhadap Israel - di tiga
minggu terakhir masa jabatan George W. Bush sebagai
presiden.
Sejauh ini, Bush sendiri tidak
mengeluarkan pernyataan terbuka, begitu juga menteri luar negeri
Condoleeza Rice.
Namun departemen luar negeri Amerika
sangat ingin menekankan upaya diplomatis segera dilakukan untuk
mengatasi krisis ini.
"Kami mendesak seluruh negara di
wilayah untuk berpartisipasi aktif dalam menciptakan kembali gencatan
senjata sehingga kita
bisa kembali menciptakan situasi tenang yang selama
enam bulan terakhir terjadi di wilayah itu," ujar juru bicara departemen
luar negeri Gordon Duguid.
Dia menyebut para pemimpin negara
asing yang telah berunding dengan Rice, mulai dari menteri luar negeri
Israel Tzipi Livni,
hingga menteri luar negeri Arab Saudi Saud el-Faisal.
"Kami sedang mencoba menciptakan
gencatan senjata sekarang, yang mana Hamas harus menghentikan serangan
ke wilayah Israel,"
tambah Duguid. "Semua kubu kemudian harus menghormati
gencatan senjata itu."
Kegagalan Bush
Dan Senor, mantan pejabat pemerintah
Bush yang kini bekerja untuk Dewan Hubungan Internasional (CFR),
mengatakan hal ini sejalan
dengan pendekatan yang diterapkan pemerintahan Bush di
masa jabatan keduanya: Gedung Putih mengeluarkan pernyataan dukungan
penuh terhadap Israel sementara Condoleezza Rice lebih
menekan Israel.
|
Peristiwa sebelum serangan
Israel
Mesir
mensponsori perdamaian enam bulan antara Hamas dan Israel, disepakati 19
Juni
Pengurangan
tembakan roket kubu Palestina dan operasi Israel di Gaza dikurangi
Kekerasan
kembali terjadi tanggal 4 November saat Israel melakukan penyerbuan yang
menurutnya mentargetkan terowongan Hamas;
Israel menjawabnya dengan tembakan
roket
Kekerasan
meningkat; Israel memperketat blokade ke Gaza
Gencatan
senjata berakhir 19 Desember; kedua kubu saling menyalahkan; tembakan
roket meningkat
Israel
melancarkan serangan udara hebat 27 Desember
|
Langkah mendukung ini juga
menggarisbawahi kegagalan Bush menciptakan kesepakatan damai antara
Palestina dan Israel.
Setelah dia meluncurkan inisiatif
perdamaian Annapolis tahun 2007, tidak banyak pihak yang percaya langkah
kongkrit akan berhasil
tercipta dari itu, namun sebagian orang menyatakan
setidaknya Bush mewariskan proyek yang masih berjalan, dengan ketenangan
di lapangan.
Namun yang terjadi adalah, beberapa
minggu sebelum masa jabatannya berakhir diwarnai dengan krisis lain -
serangan terbesar
Israel ke Gaza dalam beberapa dekade.
Meski peningkatan kekerasan ini
dihubungkan dengan satu tanggal - akhir gencatan senjata enam bulan
tanggal 19 Desember -
baik Israel dan Hamas menggunakan kalender politik di
Israel dan Amerika untuk mengacak kartu sebelum pemerintah baru
berkuasa.
Para pejabat Israel sadar mereka
bisa mendapat dukungan pemerintahan Bush namun mereka kurang begitu
yakin dengan reaksi pemerintahan
Obama jika negara itu melancarkan serangan setelah
tanggal 20 Januari, hari pelantikan Obama sebagai presiden.
Senor juga mengatakan bahwa Israel
tidak mau masalah di Gaza menjadi isu pertama yang harus dihadapi Obama
saat dia mulai
bekerja di Gedung Putih.
"Ada sikap di Israel bahwa perlu
diambil tindakan disaat gencatan senjata akan berakhir dan mereka harus
bertindak secepatnya
atau harus menunggu dalam waktu lama - empat atau enam
bulan - dan itu yang tidak bisa dilakukan Israel," ujar Senor.
Tidak ada rincian
Namun perkembangan yang terjadi
begitu besar bahkan jika ketenangan bisa kembali tercipta dalam beberapa
hari, krisis ini
akan berdampak secara regional yang akan melewati
tanggal 20 Januari, jadi Timur Tengah kini berada di tempat teratas
agenda
pemerintah baru Amerika Serikat.
|
|
Seorang wanita Palestina di
reruntuhan rumahnya |
Obama sudah sering mengatakan dia
akan menghadapi tantangan perdamaian di Timur Tengah dari hari pertama,
namun dia tidak
pernah memberi rincian langkah yang akan dilakukan
untuk mencapai kesepakatan damai yang tidak pernah dicapai oleh
pemerintah
Clinton dan Bush.
Operasi militer Israel di Gaza juga
akan membatasi ruangnya untuk melakukan manuver dan diplomasi,
setidaknya di awal dia
berkuasa.
Tim Obama tidak mengeluarkan banyak
pernyataan terhadap krisis ini namun telah memberi jaminan untuk
mendukung Israel.
"Dia akan bekerjasama erat dengan
Israel," ujar David Axelrod, penasehat senior Obama. "Mereka adalah
sekutu utama kita, dan
sekutu terpenting di kawasan."
"Tetapi dia akan melakukannya dengan
cara yang akan menghasilkan perdamaian dan bekerja sama dengan Israel
dan Palestina untuk
mencapai tujuan itu," ujar Axelrod dalam acara
televisi CBC.
Steve Coll, seorang peneliti senior
studi Timur Tengah CFR, mengatakan bahwa Israel akan berusaha untuk
mendapat dukungan
politik dari pemerintah baru dengan menggarisbawahi
pernyataan persiden terpilih, seperti yang dikemukakan di Sderot, kota
yang menjadi sasaran roket Hamas, pada bulan Agustus.
"Jika seseorang menembakkan roket ke
rumah saya, tempat anak saya tidur setiap malam, saya akan berbuat
sekuat tenaga untuk
menghentikannya," ujar Obama dalam kunjungan itu. "Dan
saya memperkirakan Israel melakukan hal serupa."
Gaza mungkin bisa menjadi krisis
internasional pertama yang diperkirakan oleh wakil presiden terpilih Joe
Biden, akan dihadapi
oleh Obama saat mulai menjadi presiden, karena Israel
dan Hamas berniat menguji pemimpin baru itu.
Sementara ada banyak hal baik yang
menanti Obama di dunia Arab, cara dia mengatasi kekerasan serupa selama
masa jabatannya
akan menentukan jangka waktu bulan madu itu.