GE-KA, Malang - Sebelas tahun tidak diketahui rimbanya,
Nurul Hidayah (31), Warga Dusun Gunung Pandak, Desa Kademangan,
Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang yang menjadi Tenaga Kerja Wanita
(TKW) ke Arab Saudi, hingga detik ini tidak diketahui tempat
tinggalnya.
Nurul berangkat ke Arab melalui tetangga desanya bernama Rubai. Rubai sendiri adalah Petugas Lapangan (PL) Haji Takim dari PT Firhada Jaya yang beralamat di Jalan KS Tubun 21, Petamburan, Jakarta Pusat, pada tahun 1999 lalu.
"Sudah sebelas tahun anak saya tidak ada khabarnya. Saat kami minta kejelasan pada PT yang memberangkatkan dan PL nya, tidak ada jawaban. Mereka malah balik bertanya karena selama itu, tidak pernah mengetahui keberadaan dan tempat tinggal anak saya selama di Arab," ungkap Jamal (54), ayah kandung dari Nurul Hidayah, Selasa (13/7/2010) siang saat ditemui di rumahnya.
Dijelaskan Jamal, sebelum memutuskan berangkat menjadi TKW, Nurul yang mantan santriwati di Pondok Pesantren Banjarejo, Pagelaran, Malang itu, sebenarnya hendak dinikahkan. Karena saat itu usia Nurul sudah cukup dewasa, Nurul tapi menolak permintaan orang tuanya. Ia masih ingin mencari uang sendiri dengan jalan bekerja.
Tapi, karena Jamal juga tidak mengetahui jika anaknya bekerja menjadi TKW, Jamal baru tahu anaknya berangkat ke Arab Saudi melalui Rubai.
Menurut Jamal, saat itu anak pertama dari empat bersaudara tersebut dikira bekerja di seputaran Malang Raya saja. Namun, mendadak ia sudah mendapat khabar jika anaknya, sudah bekerja di rumah Khosim Muhammad Adib Adazuni, Bahrain, Arab Saudi.
"Kalau tahu anak saya ke Arab, jelas saya tidak setuju. Pasalnya, saat itu anak saya ngakunya bekerja di Malang saja. Ternyata, ia diajak Rubai ke sana dan sampai sekarang, tidak pernah diketahui keberadaannya,"papar Jamal.
Ditambahkan Jamal, keluarga dan dirinya minta pemerintah dan pihak terkait agar mencari tahu keberadaan anak sulungnya itu. Meski usaha keluarga sudah mencari tahu keberadaan Nurul lewat orang pintar dan sejumlah paranormal, kebanyakan mereka menyebutkan jika Nurul masih hidup.
"Sudah 27 dukun dan belasan kiai saya datangkan. Mereka menjawab kalau anak saya dalam kondisi baik serta masih hidup. Tapi, kami sebagai keluarga jelas masih was-was. Pasalnya, Nurul tidak pernah memberi khabar dan keluarga sendiri, tidak tahu wilayah mana anak saya itu bekerja," kata Jamal dengan mata menerawang.[yog/gir/ BERITAJATIM]
Nurul berangkat ke Arab melalui tetangga desanya bernama Rubai. Rubai sendiri adalah Petugas Lapangan (PL) Haji Takim dari PT Firhada Jaya yang beralamat di Jalan KS Tubun 21, Petamburan, Jakarta Pusat, pada tahun 1999 lalu.
"Sudah sebelas tahun anak saya tidak ada khabarnya. Saat kami minta kejelasan pada PT yang memberangkatkan dan PL nya, tidak ada jawaban. Mereka malah balik bertanya karena selama itu, tidak pernah mengetahui keberadaan dan tempat tinggal anak saya selama di Arab," ungkap Jamal (54), ayah kandung dari Nurul Hidayah, Selasa (13/7/2010) siang saat ditemui di rumahnya.
Dijelaskan Jamal, sebelum memutuskan berangkat menjadi TKW, Nurul yang mantan santriwati di Pondok Pesantren Banjarejo, Pagelaran, Malang itu, sebenarnya hendak dinikahkan. Karena saat itu usia Nurul sudah cukup dewasa, Nurul tapi menolak permintaan orang tuanya. Ia masih ingin mencari uang sendiri dengan jalan bekerja.
Tapi, karena Jamal juga tidak mengetahui jika anaknya bekerja menjadi TKW, Jamal baru tahu anaknya berangkat ke Arab Saudi melalui Rubai.
Menurut Jamal, saat itu anak pertama dari empat bersaudara tersebut dikira bekerja di seputaran Malang Raya saja. Namun, mendadak ia sudah mendapat khabar jika anaknya, sudah bekerja di rumah Khosim Muhammad Adib Adazuni, Bahrain, Arab Saudi.
"Kalau tahu anak saya ke Arab, jelas saya tidak setuju. Pasalnya, saat itu anak saya ngakunya bekerja di Malang saja. Ternyata, ia diajak Rubai ke sana dan sampai sekarang, tidak pernah diketahui keberadaannya,"papar Jamal.
Ditambahkan Jamal, keluarga dan dirinya minta pemerintah dan pihak terkait agar mencari tahu keberadaan anak sulungnya itu. Meski usaha keluarga sudah mencari tahu keberadaan Nurul lewat orang pintar dan sejumlah paranormal, kebanyakan mereka menyebutkan jika Nurul masih hidup.
"Sudah 27 dukun dan belasan kiai saya datangkan. Mereka menjawab kalau anak saya dalam kondisi baik serta masih hidup. Tapi, kami sebagai keluarga jelas masih was-was. Pasalnya, Nurul tidak pernah memberi khabar dan keluarga sendiri, tidak tahu wilayah mana anak saya itu bekerja," kata Jamal dengan mata menerawang.[yog/gir/ BERITAJATIM]
0 komentar:
Post a Comment