GE-KA, Kediri - Pengelolaan Sungai
Brantas yang tidak serius serta kerusakan ekosistem yang diakibatkan
penambangan pasir mekanik dan pencemaran limbah industri, mengakibatkan
puluhan jenis ikan air tawar punah.
Menurut hasil riset yang dilakukan
Ecoton (Lembaga Pengkajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah), tidak
ada satupun bangunan bendungan di Indonesia yang menyediakan saluran
ikan (fish way). Akibatnya, ikan sungai tak bisa bermigrasi dan terpaksa
hidup dan berkembang disatu tempat dari tahun ke tahun, sehingga
populasi ikan terus berkurang.
Hal ini diperparah dengan kerusakan
lingkungan Sungai Brantas akibat aktivitas penambangan pasir mekanik dan
pencemaran limbah industri. Jika sebelumnya ada 56 jenis ikan air
tawar yang hidup di sungai, kini tinggal setengahnya.
Staf riset Ecoton Riska Darmawanti
mengatakan, punahnya jenis ikan tawar ini menjadi keprihatinan karena
keberadaan ikan sangat membantu menjaga ekologi sungai. “ Selain memberi
kehidupan bagi nelayan, ikan juga berfungsi sebagai dekomposer yang
mengurai zat-zat kimia sehingga kandungan air sungai tetap bersih dan
sehat untuk dikonsumsi masyarakat,” tambahnya.
Kata Riska Darmawanti, untuk
menyelamatkan ekosistem Sungai Brantas, Ecoton yang merupakan lembaga
yang bergerak di bidang lingkungan hidup, akan terus melakukan kampanye.
Selain juga memberikan tekanan dan dorongan pada pihak terkait utamanya
intansi pemerintah. (Hadi Kusuma/ANDIKA FM)
0 komentar:
Post a Comment