Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dengan tegas menolak mahasiswa
dari Malaysia menimba ilmu di bidang kedokteran dan farmasi. Pasalnya,
peralatan canggih dan biaya mahal milik negara di Fakultas Kedokteran
hanya sarana belajar mahasiswa dalam negeri.
“Kami secara jelas menolak mahasiswa dari Malaysia, begitu juga dari
negara lain. Karena fasilitas kita gunakan bukan untuk memberikan ilmu
kepada bangsa lain. Dan juga melanggar peraturan untuk melakukan itu,”
kata Rektor UMM Muhajjir Efendi kepada wartawan di Kampus UMM Jalan Raya
Sumbersari, Senin (30/8/2010).
Muhajjir membantah sikap ini terkait hubungan yang tengah memanas
antara Indonesia dengan negeri jiran itu. Namun hal itu merupakan
kebijakan dari UMM
sendiri. “Kalau belajar di jurusan dan fakultas lain, kami persilahkan saja,” terangnya.
sendiri. “Kalau belajar di jurusan dan fakultas lain, kami persilahkan saja,” terangnya.
Sampai saat ini, kata dia, sekitar 20 mahasiswa asal Malaysia telah
belajar di lembaga pendidikan dipimpinnya itu. Mereka belajar di
fakultas dan jurusan selain kedokteran dan farmasi. “Ada 20 mahasiswa
Malaysia yang belajar di sini, tapi tidak di fakultas kedokteran dan
jurusan farmasi,” ungkapnya.
Muhajjir menyesalkan universitas negeri yang memberikan keleluasaan
terhadap mahasiswa asing belajar di Fakultas Kedokteran dan jurusan
farmasi. Padahal fasilitas itu milik negara dan dilarang keras
dipergunakan untuk orang asing. Negara-negara maju telah menerapkan
langkah tersebut dengan melarang mahasiswa asing belajar menggunakan
fasilitas negara yang biaya mahal dan canggih. “Di Inggris aja juga
tidak boleh,” tegasnya. (fat/fat) Muhammad Aminudin
0 komentar:
Post a Comment