Apa arti sebuah pohon? Pohon adalah bagian dari ayat Tuhan tentang
keseimbangan alam semesta. Bayangkan dunia tanpa pohon, pasti akan
sangat panas, gersang, dan tandus.
Setiap pohon menyimpan karbon, menghasilkan oksigen, dan menyerap karbon dioksida yang destruktif terhadap keseimbangan alam. Karena itu, kita harus menyayangi pohon, dengan tidak menebangnya secara liar, apalagi melakukan pembalakan liar.
Ada sebuah kisah yang diriwayatkan dalam sebuah kitab tentang seorang penghuni surga. Ketika ditanya apa yang telah dilakukannya di dunia sehingga ia menjadi penghuni surga? Dia menjawab, dulu dia pernah menanam sebuah pohon, yang ia rawat dengan baik dan sabar hingga tumbuh besar. Ia ingat hadits Nabi yang berbunyi: “Tidak seorang Muslim yang menanam tanaman atau menyemaikan tumbuh-tumbuhan, kemudian buah atau hasilnya dimakan manusia atau burung, melainkan yang demikian itu adalah sedekah baginya.”
Dengan pohon yang makin besar itu, ia jadikan pohon tersebut sebagai tempat berteduh orang yang lewat. Ia ikhlaskan buahnya untuk dipetik manusia dan dimakan burung. Pohon itu tetap berdiri hingga ia meninggal dunia. Pohon itu tetap memberi manfaat kepada para musafir yang lewat untuk berteduh dan memetik buahnya. Burung pun ikut menikmatinya. Pohon itu ternyata menjadi amal jariyah yang terus mengalir pahala kepada penanamnya.
Menanam pohon ternyata bukan hanya tindakan duniawi, tetapi juga ukhrawi. Kita mendapat dua surga sekaligus; surga dunia dan surga akhirat. Surga dunia berupa lingkungan hidup yang bersih, indah dan asri. Surga akhirat berupa pahala dan kenikmatan abadi kelak di hari akhir.
Ali Masykur Musa
Intelektual Muda
(mbs)
Setiap pohon menyimpan karbon, menghasilkan oksigen, dan menyerap karbon dioksida yang destruktif terhadap keseimbangan alam. Karena itu, kita harus menyayangi pohon, dengan tidak menebangnya secara liar, apalagi melakukan pembalakan liar.
Ada sebuah kisah yang diriwayatkan dalam sebuah kitab tentang seorang penghuni surga. Ketika ditanya apa yang telah dilakukannya di dunia sehingga ia menjadi penghuni surga? Dia menjawab, dulu dia pernah menanam sebuah pohon, yang ia rawat dengan baik dan sabar hingga tumbuh besar. Ia ingat hadits Nabi yang berbunyi: “Tidak seorang Muslim yang menanam tanaman atau menyemaikan tumbuh-tumbuhan, kemudian buah atau hasilnya dimakan manusia atau burung, melainkan yang demikian itu adalah sedekah baginya.”
Dengan pohon yang makin besar itu, ia jadikan pohon tersebut sebagai tempat berteduh orang yang lewat. Ia ikhlaskan buahnya untuk dipetik manusia dan dimakan burung. Pohon itu tetap berdiri hingga ia meninggal dunia. Pohon itu tetap memberi manfaat kepada para musafir yang lewat untuk berteduh dan memetik buahnya. Burung pun ikut menikmatinya. Pohon itu ternyata menjadi amal jariyah yang terus mengalir pahala kepada penanamnya.
Menanam pohon ternyata bukan hanya tindakan duniawi, tetapi juga ukhrawi. Kita mendapat dua surga sekaligus; surga dunia dan surga akhirat. Surga dunia berupa lingkungan hidup yang bersih, indah dan asri. Surga akhirat berupa pahala dan kenikmatan abadi kelak di hari akhir.
Ali Masykur Musa
Intelektual Muda
(mbs)
0 komentar:
Post a Comment