Posted by Donal Bebek Nda on 11:01 PM
KEDIRI - Pemerintah pusat berjanji akan menghapus diskriminasi pendidikan yang selama ini terjadi di lingkungan pondok pesantren.
Menteri Pendidikan Nasional Muhammad Nuh menyampaikan ikrar janji
tersebut dalam pembukaan acara pertemuan 10.000 Kiai di Pondok
Pesantren Lirboyo, Kelurahan Mojoroto, Kota Kediri.
Untuk kedepan, kata mantan rektor Institute Tekhnologi Sepuluh November
Surabaya ini, pemerintah akan berusaha menghilangkan kesenjangan antara
pendidikan umum dengan pendidikan pesantren.
“Solusinya dengan menyediakan anggaran di dalam pos pendidikan
nasional. Kita akan berikan perhatian lebih untuk kedepan,” ujarnya
dalam sambutan, Minggu (18/7/2010).
Acara yang merupakan rangkain acara peringatan satu abad ponpes Lirboyo
ini juga mengundang Menteri Agama Surya Dharma Ali, Panglima Kodam V
Brawijaya Mayor Jenderal TNI Sowarno, Gubernur Jawa Timur Soekarwo, dan
Wakil Gubernur Syaifullah Yusuf.
Di depan sejumlah ulama seperti KH Mas Subadar Pasuruan, KH Dzainudin
Dzazuli Ponpes Al Falah Ploso, serta ribuan santri dan alumni
(Lirboyo), Nuh juga menitip kata maaf atas ketidakmampuan Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memenuhi undangan membuka acara
silaturahmi 10.000 Kiai alumni dalam rangka peringatan satu abad ponpes
Lirboyo. “Presiden menyampaikan maaf karena belum sempat
bersilaturahmi,” ujar M Nuh.
Lebih jauh ia sampaikan, bahwa pesantren dengan pemerintah memiliki
hubungan yang baik. Kedekatan itu mengandung sifat historis yang dalam
mengingat peran pesantren pada masa perjuangan kemerdekaan Republik
Indonesia tidaklah kecil.
Secara tegas Nuh menyanggah semua asumsi tentang pemerintah yang hanya
memanfaatkan pondok pesantren dan ulama guna memenuhi kepentingan
pragmatis. Ia lontarkan penjelasan tersebut untuk menjawab pertanyaan
Kiai Anwar Iskandar pengasuh onpes Asasaidiyah Jamsaren dan Dzainudin
Dzazuli dari Ponpes Ploso mengenai peran pemerintah pada kehidupan
pondok pesantren.
Kendati demikian Nuh tidak menampik jika selama ini telah terjadi
kesenjangan antara pendidikan umum dengan pondok pesantren. “Ini semua
bukan hubungan finansial yang datang pada saat ada kebutuhan. Tapi
karena hubungan yang terjalin baik,” kata M Nuh.
Sebelum menutup kata sambutanya, Nuh juga menyampaikan penghargaan yang
besar kepada Gubernur Jawa Timur Soekarwo yang lebih dulu menyisihkan
APBD untuk alokasi anggaran pendidikan khusus pondok pesantren. Ini
merupakan langkah berani, dan satu-satunya di Indonesia, pungkasnya.(Solichan Arif/Koran SI/teb)
0 komentar:
Post a Comment