GEKA, Kediri - Ardian Sayoga,
anggota DPRD Kota Kediri menilai, kebijakan walikota melakukan mutasi
besar besaran, termasuk pada pejabat yang belum lama menduduki posisi
baru, merupakan bentuk kepanikan.
Menurut Ardian Sayoga, kepanikan
tersebut bisa dilihat dari statemen yang disampaikan Walikota, dimana
dirinya perlu menempatkan pejabat yang loyal padanya, di posisi
strategis. Waktu mutasi dan komposisi pejabat yang digeser, juga
menggambarkan hasil pencarian pejabat yang satu misi dengan walikota.
Untuk pejabat yang diduga seringkali
tidak sepaham dengan Walikota, dipaksa menerima posisi yang kurang pas.
Seperti halnya, Ahmad Sudrajad, Maki Ali dan Bambang Basuki Hanugerah,
yang kini menduduki posisi, staf ahli. Padahal mereka sebelumnya
merupakan kandidat Sekkota dan merupakan pejabat senior.
Sedangkan Edy Purnomo, Kadisdik,
mendapat promosi dengan diangkat sebagai pejabat definitif. “ Jika
nuansa perombakan birokrasi didasarkan pada suka dan tidak suka, serta
tidak mempunyai parameter yang jelas, maka pejabat tidak akan tenang
menjalankan tugasnya,” Kata Ardian Sayoga,
Menurut Ardian Sayoga, idealnya,
penempatan pejabat birokrasi harus berdasar dedikasi, kemampuan dan
keilmuan yang dimiliki. Bukan karena kecocokan dan loyalitas yang
dimaksudkan untuk mempertahankan posisi kepala daerah untuk kepentingan 5
tahun ke depan. (Hadi Kusuma)
0 komentar:
Post a Comment