Posted by Donal Bebek Nda on 9:26 AM
MAKASSAR - Rencana renovasi Gedung DPR sangat
mubazir. Pasalnya, dana sebesar Rp1,6 triliun terlalu besar sedangkan
kondisi negara dalam banyak kesulitan.
Ketua DPRD Sulsel Muhammad
Roem mengemukakan hal itu di Makassar Sabtu (4/9/2010) malam.
Menurutnya, kalaupun gedung dewan harus direnovasi maka tidak usah
semegah itu.
"Apalagi ada spa, sauna, kolam renang. Itu sudah
kelewatan. Seharusnya mereka berempati. Sense of crisis-nya keluar dong.
Negeri ini sedang dilanda berbagai bencana alam. Seharusnya itu yang
mendapat perhatian besar. Bukannya membangun gedung mewah, "imbuhnya.
Roem
memberikan perbandingan, APBD Sulsel saja sebesar Rp2 triliun. Jadi
kata Pengurus Partai Golkar Sulsel ini, renovasi Gedung DPR hampir
setara dengan pembiayaan sebuah provinsi seperti Sulsel yang memiliki
penduduk delapan juta jiwa lebih.
"Dengan dana sebanyak itu dapat
melayani rakyat hingga delapan juta jiwa. Lalu kenapa pula mereka yang
katanya mewakili rakyat mau menghamburkannya untuk sebuah gedung mewah
dan megah? Apalagi di dalamnya ada tempat rekreasi, itu melukai hati
rakyat, "ulasnya.
Roem menilai, gedung yang ada sekarang
sebenarnya sudah cukup. Dia hanya menyetujui penambahan ruangan bagi
staf ahli anggota dewan yang direncanakan lima orang itu. Menurutnyaa,
staf ahli boleh saja ditambahkan, untuk itu tak memerlukan gedung yang
mewah dengan segala fasilitas seperti itu.
"Saya takutnya kalau
gedung itu jadi dibangun malah jarang ditempati. Malah jadi tempat
kumpulnya setan. Seperti di Sulsel, di Menara DPR para anggota DPR
memiliki ruang sendiri-sendiri, tapi mereka jarang ke sana. Mereka lebih
sering kumpul di fraksi atau komisinya, "ujar Roem.
Sementara
itu dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua DPR Sulsel Andi Akmal
Fasluddin mengemukakan hal serupa. Legislator asal PKS Sulsel ini
mengatakan, para legislator asal Senayan harus mengedepankan aspek
publik. Menurutnya, mereka harus berpikir efisien dan efektif.
"Boleh
membangun tapi dananya jangan sebesar itu. Kalaupun harus renovasi yah
paling banter pada angka Rp400 hingga Rp500 miliar saja, "terangnya.
Di
lain pihak Ketua Fraksi Demokrat DPRD Sulsel Andri Arief Bulu
mengatakan, Gedung DPR awalnya dirancang hanya untuk 300 legislator.
Saat ini kata dia penghuninya sudah berkembang di atas angka 500 orang.
"Memang
perlu renovasi agar tak berdesakan di dalam. Perlu penambahan ruangan
guna memenuhi kuota penghuninya. Tapi tak usah membuat gedung baru
apalagi menghancurkan gedung lama. Gedung lama DPR itu ikon Indonesia di
dunia. Kalau dihancurkan sama saja menghancurkan salah satu ikon negara
kita," jelasnya.
Baik Andre maupun Akmal mengaku tidak setuju
adanya fasilitas rekreasi berupa sauna, spa, kolam renang di dalam
kompleks Senayan. Menurut mereka itu sia-sia saja. "Banyak kok tempat
rekreasi di tempat lain. Tak usahlah dibangun lagi di tempat anggota
dewan. Bisa-bisa para pemilik usaha seperti itu di luaran kehilangan
mata pencarian karena fasilitas itu," pungkasnya seraya terseyum simpul.(ram)
0 komentar:
Post a Comment