Posted by Donal Bebek Nda on 9:34 AM
JENEWA - International Monetary Fund (IMF) dan
International Labour Organization (ILO) mendesak negara ekonomi maju
untuk tidak memotong pengeluaran pemerintahannya sebelum 2011.
Hal ini disarankan karena pengetatan kebijakan fiskal negara-negara tersebut akan mempersulit pemulihan ekonomi dunia.
"Sebagai
strategi umum, negara-ekonomi maju tidak perlu memperketat kebijakan
fiskal mereka sebelum 2011, karena pengetatan tersebut dapat merusak
pemulihan ekonomi," hal ini diungkapkan IMF, yang dikutip dari AFP, Minggu (5/9/2010).
Desakan
ini dikeluarkan, karena beberapa negara Eropa mulai mengurangi
pengeluaran mereka dalam beberapa bulan terakhir, setelah Yunani hampir
mengalami ambang kebangkrutan dan harus diselamatkan oleh Uni Eropa dan
Dana Moneter Internasional.
Namun, IMF dan Organisasi Perburuhan
Internasional mencatat bahwa konsolidasi fiskal sebesar satu persen dari
PDB biasanya akan mengurangi konsumsi domestik dan investasi sekitar
satu persen, dan menaikkan tingkat pengangguran sekitar 0,3 persen
selama lebih dari dua tahun.
Dalam rilisnya dikatakan bahwa
negara-negara tersebut harus melihat penarikan subsidi dalam waktu
singkat, karena hal ini terbukti dapat menambah biaya lagi.
"Selama
resesi yang parah dan dalam tahap awal pemulihan ini, biaya tersebut
sebenarnya kurang penting, namun mereka (negara-negara maju) cenderung
lebih menonjolnya dalam periode pemulihan, mereka menyatakan bahwa
subsidi harus mulai dihapus pada 2011."
Sebaliknya, kebijakan
harus fokus pada menjaga pengangguran dalam hubungannya dengan pasar
tenaga kerja, misalnya dengan menuntut bahwa tunjangan pengangguran
hanya diberikan kepada mereka yang menjalani pelatihan atau mengambil
pekerjaan sosial.
Konferensi IMF-ILO pada 13 September di Oslo
ini akan membahas cara-cara untuk membawa upaya ekonomi yang
berkelanjutan serta pemulihan ekonomi dunia.
Pembicara yang
dijadwalkan untuk menghadiri konferensi ini termasuk diantaranya
Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf, Perdana Menteri Yunani George
Papandreou, Perdana Menteri Spanyol Jose Luis Rodriguez Zapatero dan
Menteri Keuangan Prancis Christine Lagarde.(ade) / OKEZONE
0 komentar:
Post a Comment